Part : 2
Strategi
Sintesis Total Senyawa Epotilon: Suatu Senyawa Aktif Baru Yang Potensial
Sebagai Anti-Kanker
2.
STRATEGI SINTESIS EPOTILON DARI K. C.
NICOLAOU
Kelompok Nicolaou
mensintesis epotilon dari fragmen utama 32, 33 dan 34
(Gambar 11) melalui reaksi aldol, esterifikasi dan reaksi Wittig atau
metatesis-olefin menjadi makrolida
Tampak bahwa strategi
di atas mirip dengan strategi Danishefsky yang juga lebih singkat dan
konvergen. Strategi Nicolaou, dkk juga mempunyai urutan reaksi pembentukan
lingkar A, B dan C. Variasi komponen hanya sedikit dan
sintesisnya didasarkan pada metodenya sendiri . Pusat kiral pada atom C15 dalam
fragmen tiazol 32 dibuat melalui addisi stereoselektif dari allilboran
kiral terhadap aldehid 9, yang secara konsepsional mirip dengan strategi
Danishefsky. Begitupun juga pusat stereo pada atom C3 dalam etilketon 34
[12]. Gugus α-metil pada atom C8 dalam fragmen
aldehid 33 dibangun melalui suatu alkilasi diastereoselektif dengan
hidrazon-SAMP 36 (Enders) atau bornansultam 38 (Oppolzer)
(Gambar 12)
Pada sintesis total pertama untuk
epotilon A oleh Nicolaou, dkk. pertama-tama fragmen 33 dan 34
dihubungkan melalui reaksi aldol (B dalam Gambar 11). Asam 34 yang
enolatnya direaksikan pada -780C dengan aldehida 33 menghasilkan
produk aldol campuran diastereomer (6R,7S)
42 dan (6S,7R) 43 dengan perbandingan 3:2 (Gambar 13).
Isomer 42 yang diinginkan diperoleh produk dengan memisahkan kedua
kemudian diesterifikasi dengan fragmen tiazol 35 membentuk senyawa 44. Reaksi
metatesis (A) dengan katalisator Grubbs 21 memberikan senyawa 45
sebagai campuran Z dan E dengan perbandingan 2:1. Deproteksi
isomer Z-epothilon C (3) dan epoksidasi menghasilkan epotilon A (1)
dan memperlihatkan rendemen dan selektifitas yang tinggi dengan menggunakan
metil -(trifluorometil)-dioksiran sebagai reagen epoksidasi [12]. Nicolaou, dkk
telah mengembangkan sintesis epotilon A (1) dan C (3) dalam fasa
padat [9], dan berhasil mensintesis banyak turunan epotilon dengan tahapan yang
lebih singkat, yang telah diuji aktivitas biologinya. Susunan fragmen tampak
didasarkan pada pembawa ikatan aldehida 46 (Gambar 14), dan
bereaksi dengan etilketon 34 melalui reaksi aldol membentuk produk 48,
yang berada dalam suatu campuran 1:1 dari konfigurasi (6R,7S)
dan (6S,7R).
Setelah esterifikasi
dengan fragmen tiazol 35 senyawa makrosiklik terbentuk melalui
olefin-metatesis dengan katalisator 21 dan pembawa resin terlepas. Pada
tahapan ini memberikan campuran empat diastereoisomer yang dapat dipisahkan
secara kromatografi setelah gugus TBS terlepas dari epotilon C (3)
padat, karena reaksi aldol dan metatesis berlangsung tidak selektif [23]. Sintesis
epotilon dengan perantaraan makrolaktonisasi dibangun pertama-tama fragmen 49
dan 50a atau 50b melalui reaksi Wittig (A dalam Gambar 11).
Dalam seri epotilon dengan aldehid 50a diperoleh Z-olefin 51a
dengan selektivitas yang baik [24], sedangkan reaksi garam fosfonium 49
dengan keton 50b dalam sintesis epotilon B memberikan hasil yang
tidak selektif padat [23]. Setelah desililasi dan oksidasi diperoleh aldehid 51a
atau 51b, yang dengan etil keton 34 memberikan produk aldol
campuran 1:1 dari (6R,7S) dan (6S,7R). Produk
dengan konfigurasi (6R,7S) dipisahkan dan diubah melalui
manipulasi proteksi gugus pada asam 26a atau 26b. Epotilon A (1)
atau epotilon B (2) akhirnya diperoleh setelah makrolaktonisasi,
deproteksi dan epoksidasi padat (Gambar 15) [23,24,25].
Nicolaou, dkk. Telah
melakukan perbaikan sintesis epotilon B (2), karena kedua strategi yang
telah dilakukan sebelumnya berlangsung tidak selektif. Trisubstituen dari
ikatan rangkap dua C12-C13 diperoleh melalui penambahan ylida 54
terhadap aldehida 53 (Gambar 16). Aldehida 52b diperoleh
melalui suatu alkilasi Enders, namun masih ada delapan tahapan
lebih lanjut. Kalesse, 1997 mempublikasikan modifikasi etil keton 58
sebagai pengganti asam keto 34 dalam reaksi aldol, sehingga isomer (6R,7S)
59 yang diinginkan tebentuk dengan selektifitas 3:1 [26]. Setelah
dilakukan proteksi gugus dan oksidasi atom C1, akhirnya terbentuk asam seko 26b,
sebagaimana telah digambarkan pada pembentukan epotilon B (2)
sebelumnya [25]. Jadi, modifikasi sintesis epotilon B (2) berkaitan
dengan sintesis aldehid 52b . Untuk reaksi Wittig dengan aldehid 53
digunakan senyawa ylida, yang
memberikan gugus α-metil pada aldehida 52b.
Sumber : Muharram.2009. Strategi Sintesis Total Senyawa Epotilon:
Suatu Senyawa Aktif Baru Yang Potensial Sebagai Anti-Kanker.Jurnal Chemical.Vo/. 10 Nomor 2, 48 - 65
Tidak ada komentar:
Posting Komentar